Domba Garut, jenis hewan ternak khas Bumi Parahyangan, berbadan kekar, berleher kuat dan bertanduk. Hewan ternak ini adalah Hasil Persilangan dari 3 (tiga) rumpun bangsa Domba: Merino (Australia), Jawa Ekor Gemuk (Indonesia), dan Kaapche (Afrika). Domba Merino didatangkan oleh bangsa Belanda ke Indonesia, sedangkan Domba Kaapche dibawa oleh para pedagang Arab yang berdagang di Indonesia kurang lebih sekitar abad ke-19 pada waktu itu. Bagi masyarakat provinsi Jawa Barat, hewan ternak Domba Garut tidak hanya sekedar diambil dagingnya untuk kebutuhan hari raya Islam Idul Ad'ha, akan tetapi kulit bulu Domba Garut dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan jaket kulit, topi dan lainnya. Tanduk Domba Garut dapat pula dijadikan sebagai bahan pembuatan hiasan atau souvenir seperti gantungan kunci. Dan disebagian kalangan masyarakat tertentu, Domba Garut dijadikan sebagai Hewan Adu Ketangkasan yang dinamakan Kesenian Adu Domba. Domba Garut Juara, Pemenang Adu Ketangkasan, dikalangan penghobi, julukan bagi orang yang menggemari Kesenian Adu Domba, dapat memiliki nilai jual di atas 10 juta rupiah bahkan ada yang sampai ratusan juta rupiah. Silahkan coba pembaca mengunjungi beberapa tempat di Bandung yang biasa menjadi arena seni adu ketangkasan Domba Garut, antara lain di Lapangan Udara Sulaiman dan Babakan Siliwangi disetiap hari Minggu pada umumnya. Para pembaca akan dapat melihat bagaimana para Domba Aduan ini saling berlaga. Namun terlepas dari nilai komersial Domba Garut yang menggiurkan di kalangan para penghobi, Domba Garut memiliki nilai ekonomis yang sangat baik pula bila dikembangkan secara Intensif bagi para pelaku usaha hewan ternak. Khusus provinsi Jawa Barat, kebutuhan hewan kurban pada tiap tahunnya adalah kurang lebih sekitar 40 ribu ekor, namun kemampuan supply yang ada saat ini adalah baru sekitar 20 ribu ekor pada tiap tahunnya. Faktor bibit adalah kendala yang umumnya dihadapi oleh para peternak saat ini dalam mencari Domba Garut berkualitas. Domba Garut Pejantan yang sudah berada ditangan penghobi, lazimnya sementara waktu tidak akan dikawinkan antara umur 2 4 tahun selama Domba tersebut masih berlaga di arena ketangkasan. Mitos yang ada bilamana Domba Garut Pejantan dikawinkan selama berlaga di pentas ketangkasan, kekuatannya akan menurun dan tidak bisa maksimal dalam mengalahkan lawan-lawannya. Karena inilah Domba Garut berkualitas yang tersedia di kalangan peternak semakin langka populasinya dan semakin mahal harganya. Domba Garut Pejantan dinyatakan siap memasuki masa reproduksi pada usia antara 1,5 2 tahun ke atas. Sedangkan Domba Garut Betina akan memasuki masa reproduksi pada usia antara 1 1,5 tahun ke atas. Dalam peride waktu 1 tahun, 1 ekor Domba Garut Betina memungkinkan untuk mengalami 2 siklus kelahiran (5 bulan hamil, 1 bulan istirahat) dengan jumlah anak rata-rata 2 ekor. Sehingga apabila peternak memiliki 1 ekor Pejantan Dewasa dan 5 ekor Betina Dewasa, maka setelah periode 1 tahun akan dimiliki 1 ekor Pejantan Dewasa, 5 ekor Betina Dewasa dan 10 ekor Anakan. Harga Anakan Domba Garut usia 4 5 bulan selepas masa sapih dapat berkisar 500 600 ribu rupiah, bahkan bilamana ada penghobi yang yakin Anakan Domba Garut akan menjadi Domba Adu Unggulan, harganya dapat berkisar 2 5 juta rupiah. Berat Domba Garut Pejantan usia 1 (satu) tahun ke atas dapat mencapai 40 100 Kg lebih. Dengan harga daging antara Rp. 30 45 ribu rupiah saat ini. Karkas Daging Domba Garut adalah 60% dari Berat Badan Kotor. Khusus untuk hari raya Islam Idul Adha, harganya akan meningkat cukup tajam di mana tiap tahunnya naik sekitar 20%. Pemeliharaan Domba Garut sebagai hewan ternak juga tidak terlampau sulit. Disamping pakan hijauan berupa rumput segar tiap harinya antara 2 5 kg diwaktu pagi dan sore, dapat pula ditambah ampas tahu sebagai pakan tambahan antara 1, 5 3 kg tiap harinya diwaktu siang. Harga ampas tahu pun relatif tidak mahal, yaitu antara Rp. 150 Rp. 250,- /kg. Pemanfaatan limbah organik pasar seperti kulit kacang, kulit buah dan lainnya dapat pula dijadikan sebagai pakan Domba Garut. Namun berbeda untuk komposisi pakan Domba Garut dikalangan penghobi, disamping pakan hijauan dan pakan tambahan, diberikan pula suplemen tambahan seperti madu, telur ayam kampung dan lainnya guna meningkatkan stamina fisik di arena. Tokoh kesenian di Jawa Barat seperti dalang pak Asep Sunarya, kang Ibing adalah penghobi yang telah memiliki nama besar di seni ketangkasan ini dan sangat spesial dalam memberikan pakan untuk Domba Pejantan aduannya.
jl. Warung Contong No.43 Wisma Sabar Contong Cimahi Jawa Barat No Telp 087821305360
Sunday, April 3, 2011
Peluang Usaha Ternak Domba Garut
Subscribe to:
Posts (Atom)