Sunday, April 3, 2011

Peluang Usaha Ternak Domba Garut

Domba Garut, jenis hewan ternak khas Bumi Parahyangan, berbadan kekar,
berleher kuat dan bertanduk. Hewan ternak ini adalah Hasil Persilangan
dari 3 (tiga) rumpun bangsa Domba: Merino (Australia), Jawa Ekor Gemuk
(Indonesia), dan Kaapche (Afrika). Domba Merino didatangkan oleh bangsa
Belanda ke Indonesia, sedangkan Domba Kaapche dibawa oleh para pedagang
Arab yang berdagang di Indonesia kurang lebih sekitar abad ke-19 pada
waktu itu.

Bagi masyarakat provinsi Jawa Barat, hewan ternak Domba Garut tidak
hanya sekedar diambil dagingnya untuk kebutuhan hari raya Islam Idul
Ad'ha, akan tetapi kulit bulu Domba Garut dapat pula dimanfaatkan
sebagai bahan pembuatan jaket kulit, topi dan lainnya. Tanduk Domba
Garut dapat pula dijadikan sebagai bahan pembuatan hiasan atau souvenir
seperti gantungan kunci. Dan disebagian kalangan masyarakat tertentu,
Domba Garut dijadikan sebagai Hewan Adu Ketangkasan yang dinamakan
Kesenian Adu Domba. Domba Garut Juara, Pemenang Adu Ketangkasan,
dikalangan penghobi, julukan bagi orang yang menggemari Kesenian Adu
Domba, dapat memiliki nilai jual di atas 10 juta rupiah bahkan ada yang
sampai ratusan juta rupiah. Silahkan coba pembaca mengunjungi beberapa
tempat di Bandung yang biasa menjadi arena seni adu ketangkasan Domba
Garut, antara lain di Lapangan Udara Sulaiman dan Babakan Siliwangi
disetiap hari Minggu pada umumnya. Para pembaca akan dapat melihat
bagaimana para Domba Aduan ini saling berlaga.

Namun terlepas dari nilai komersial Domba Garut yang menggiurkan di
kalangan para penghobi, Domba Garut memiliki nilai ekonomis yang sangat
baik pula bila dikembangkan secara Intensif bagi para pelaku usaha hewan
ternak. Khusus provinsi Jawa Barat, kebutuhan hewan kurban pada tiap
tahunnya adalah kurang lebih sekitar 40 ribu ekor, namun kemampuan
supply yang ada saat ini adalah baru sekitar 20 ribu ekor pada tiap
tahunnya. Faktor bibit adalah kendala yang umumnya dihadapi oleh para
peternak saat ini dalam mencari Domba Garut berkualitas. Domba Garut
Pejantan yang sudah berada ditangan penghobi, lazimnya sementara waktu
tidak akan dikawinkan antara umur 2 – 4 tahun selama Domba tersebut
masih berlaga di arena ketangkasan. Mitos yang ada bilamana Domba Garut
Pejantan dikawinkan selama berlaga di pentas ketangkasan, kekuatannya
akan menurun dan tidak bisa maksimal dalam mengalahkan lawan-lawannya.
Karena inilah Domba Garut berkualitas yang tersedia di kalangan peternak
semakin langka populasinya dan semakin mahal harganya.

Domba Garut Pejantan dinyatakan siap memasuki masa reproduksi pada usia
antara 1,5 – 2 tahun ke atas. Sedangkan Domba Garut Betina akan
memasuki masa reproduksi pada usia antara 1 – 1,5 tahun ke atas.
Dalam peride waktu 1 tahun, 1 ekor Domba Garut Betina memungkinkan untuk
mengalami 2 siklus kelahiran (5 bulan hamil, 1 bulan istirahat) dengan
jumlah anak rata-rata 2 ekor. Sehingga apabila peternak memiliki 1 ekor
Pejantan Dewasa dan 5 ekor Betina Dewasa, maka setelah periode 1 tahun
akan dimiliki 1 ekor Pejantan Dewasa, 5 ekor Betina Dewasa dan 10 ekor
Anakan.

Harga Anakan Domba Garut usia 4 – 5 bulan selepas masa sapih dapat
berkisar 500 – 600 ribu rupiah, bahkan bilamana ada penghobi yang
yakin Anakan Domba Garut akan menjadi Domba Adu Unggulan, harganya dapat
berkisar 2 – 5 juta rupiah. Berat Domba Garut Pejantan usia 1 (satu)
tahun ke atas dapat mencapai 40 – 100 Kg lebih. Dengan harga daging
antara Rp. 30 – 45 ribu rupiah saat ini. Karkas Daging Domba Garut
adalah 60% dari Berat Badan Kotor. Khusus untuk hari raya Islam Idul
Adha, harganya akan meningkat cukup tajam di mana tiap tahunnya naik
sekitar 20%.

Pemeliharaan Domba Garut sebagai hewan ternak juga tidak terlampau
sulit. Disamping pakan hijauan berupa rumput segar tiap harinya antara 2
– 5 kg diwaktu pagi dan sore, dapat pula ditambah ampas tahu sebagai
pakan tambahan antara 1, 5 – 3 kg tiap harinya diwaktu siang. Harga
ampas tahu pun relatif tidak mahal, yaitu antara Rp. 150 – Rp. 250,-
/kg. Pemanfaatan limbah organik pasar seperti kulit kacang, kulit buah
dan lainnya dapat pula dijadikan sebagai pakan Domba Garut. Namun
berbeda untuk komposisi pakan Domba Garut dikalangan penghobi, disamping
pakan hijauan dan pakan tambahan, diberikan pula suplemen tambahan
seperti madu, telur ayam kampung dan lainnya guna meningkatkan stamina
fisik di arena. Tokoh kesenian di Jawa Barat seperti dalang pak Asep
Sunarya, kang Ibing adalah penghobi yang telah memiliki nama besar di
seni ketangkasan ini dan sangat spesial dalam memberikan pakan untuk
Domba Pejantan aduannya.